Ada dua jenis digital marketer di dunia: mereka yang menggunakan UTM, dan mereka yang masih bekerja dalam kegelapan.
Pernyataan ini mungkin terdengar keras, tetapi ini adalah kenyataan di dunia yang menuntut pertanggungjawaban data. Setelah Anda belajar betapa mudahnya membuat UTM link di artikel kami sebelumnya, pertanyaan selanjutnya bukanlah “bagaimana caranya?”, melainkan “mengapa saya harus repot-repot melakukan ini setiap saat?”.
Jawabannya sederhana: karena UTM adalah garis pemisah antara aktivitas marketing yang sibuk dan strategi marketing yang cerdas. Ini bukan tentang menambah pekerjaan; ini tentang memberi makna pada pekerjaan yang sudah Anda lakukan.
Berikut adalah alasan mengapa mengadopsi UTM secara penuh adalah sebuah keharusan, bukan lagi pilihan.
1. Mengubah Asumsi Menjadi Akurasi
Tanpa UTM, laporan Anda penuh dengan asumsi. Anda melihat lonjakan traffic dari instagram.com
, lalu Anda berasumsi, “Sepertinya postingan IG Stories kemarin berhasil.” “Sepertinya”.
Dengan UTM, tidak ada lagi kata “sepertinya”. Anda tahu pasti bahwa lonjakan itu datang dari utm_source=instagram
& utm_medium=story
& utm_campaign=promo_flash_sale
. Anda bisa membedakannya dari link di bio (utm_medium=bio
) atau dari iklan berbayar (utm_medium=cpc
).
UTM mengubah percakapan dari, “Saya kira ini berhasil,” menjadi, “Data menunjukkan ini berhasil.”
2. Mengubah Biaya Menjadi Investasi
Bagi seorang CFO atau pemilik bisnis, setiap rupiah yang dikeluarkan untuk marketing adalah ‘biaya’ sampai terbukti sebaliknya. Menghabiskan Rp 10 juta untuk iklan Facebook adalah biaya.
Namun, ketika Anda bisa menunjukkan bahwa dari Rp 10 juta itu, kampanye diskon_khusus_juli
menghasilkan penjualan senilai Rp 50 juta, maka Rp 10 juta itu bukan lagi biaya. Ia adalah investasi dengan Return on Investment (ROI) 500%.
UTM adalah alat yang memungkinkan Anda berbicara dalam bahasa bisnis yang paling penting: bahasa ROI.
3. Mengubah Aktivitas Menjadi Strategi
Membuat postingan media sosial, mengirim email newsletter, atau memasang iklan adalah aktivitas. Siapapun bisa melakukannya. Yang membedakan seorang profesional adalah kemampuannya untuk menghubungkan aktivitas tersebut dengan hasil.
UTM adalah jembatan antara aktivitas harian dan strategi jangka panjang. Dengan data UTM, Anda tidak hanya melaporkan bahwa Anda telah “mengirim 10 email bulan ini”. Anda melaporkan bahwa “dari 10 email, seri email onboarding terbukti menghasilkan 30% dari total leads kita, sementara newsletter mingguan efektif menjaga engagement.”
Laporan seperti itu akan membuat Anda lebih dihargai daripada sekadar laporan “tugas selesai”.
Peringatan: Jebakan Inkonsistensi
Godaan terbesar dalam menggunakan UTM adalah untuk tidak konsisten. “Ah, untuk postingan organik ini tidak perlu pakai UTM, lah.” Sekali Anda melakukannya, Anda sengaja menciptakan ‘titik buta’ (blind spot) dalam data Anda. Anda tidak akan pernah tahu seberapa besar kontribusi postingan organik tersebut terhadap tujuan Anda.
Komitmen pada UTM adalah komitmen 100%. Hanya dengan begitu Anda akan mendapatkan gambaran yang utuh dan jujur.
Kesimpulan: UTM Adalah Cerminan Profesionalisme Anda
Pada akhirnya, menggunakan UTM adalah sebuah mindset.
Ini adalah cerminan dari seorang marketer yang disiplin, yang bertanggung jawab atas setiap anggaran yang dipercayakan kepadanya, dan yang menghargai keputusan berbasis data di atas opini pribadi. Ini adalah tanda seorang profesional sejati.
Jadi, pertanyaannya bukan lagi “mengapa harus pakai UTM?”. Pertanyaannya adalah, “siapkah Anda menjadi marketer yang membuat keputusan berdasarkan bukti, bukan tebakan?”
Jika ya, mari kita buat proses ini menjadi lebih efisien. Pelajari berbagai alat yang bisa membantu Anda di artikel berikutnya: Tools Gratis Terbaik untuk Membuat UTM (UTM Generator).